Apaan tuh futur? Futur jika dalam KBBI berarti Makan pagi atau Masa Depan. Hmm.. ko gak nyambung. Yaiyalah ini konteksnya futur dalam arti agama islam. Yang dimana artinya adalah “Lelah, Capek karena udah melakukan sesuatu yang besar atau juga dimana kita mengalami pasang surut keimanan. Tapi kalo mau disambungin bisa sih, mungkin karena kita gak sarapan, jadinya lemes dan males buat beribadah. Futur artinya rasa malas dan lemah setelah sebelumnya ada masa rajin dan semangat. Dalam kamus Lisanul ‘Arab futur didefinisikan, سكن بعد حدّة ولانَ بعد شدة “diam setelah intensitas tinggi, yaitu setelah melakukan dengan usaha keras” Tentunya sifat Futur ini merupakan naluriyah, yang sangat wajar terjadi pada manusia. Namun di dalam Agama islam mengenai futur ini sudah di atur sedemikian rupa. Karena agama Islam ini telah memberikan koridor yang sesuai jika kita mengalami penyakit futur ini. Sebagaimana penjelasan Rasulullah ﷺ dalam hadistnya yang menjelaskan bahwa setiap orang bisa terkena futur. Dari Mujahid, ia berkata, aku dan Yahya bin Ja’dah pernah menemui salah seorang Anshor yang merupakan sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, ia berkata, para sahabat Rasul membicarakan bekas budak milik Bani ‘Abdul Muthollib. Ia berkata bahwa ia biasa shalat malam (tanpa tidur) dan biasa berpuasa (setiap hari tanpa ada waktu luang untuk tidak puasa). Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pun bersabda, “Akan tetapi aku tidur dan aku shalat malam. Aku pun puasa, namun ada waktu bagiku untuk tidak berpuasa. Siapa yang mencontohiku, maka ia termasuk golonganku. Siapa yang benci terhadap ajaranku, maka ia bukan termasuk golonganku. Setiap amal itu ada masa semangat dan ada masa malasnya. Siapa yang rasa malasnya malah menjerumuskan pada bid’ah, maka ia sungguh telah sesat. Namun siapa yang rasa malasnya masih di atas ajaran Rasul, maka dialah yang mendapat petunjuk.” (HR. Ahmad 5: 409). Dari Ja’dah bin Hubairah, ia berkata bahwa disebutkan pada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengenai bekas budak milik Bani ‘Abdul Muthollib, ia shalat (malam) namun tidak tidur. Ia puasa setiap hari, tidak ada waktu kosong untuk tidak puasa. Lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Aku sendiri shalat (malam) namun aku tetap tidur. Aku puasa, namun lain waktu aku tidak berpuasa. Ingatlah, setiap amal itu pasti ada masa semangatnya. Dan setiap masa semangat itu pasti ada masa futur (malasnya). Barangsiapa yang kemalasannya masih dalam sunnah (petunjuk) Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam, maka dia berada dalam petunjuk. Namun barangsiapa yang keluar dari petunjuk tersebut, sungguh dia telah menyimpang.” (HR. Thobroni dalam Al Mu’jam Al Kabir 2: 284. Ja’dah bin Hubairah dalam riwayat ini diperselisihkan apakah ia seorang sahabat. Riwayat ini mursal sebagaimana ta’liq atau komentar Syaikh Syu’aib Al Arnauth dalam musnad Imam Ahmad 5: 409) Dari riwayat diatas menjelaskan bahwa setiap insan akan bersemangat mengerjakan suatu ibadah. Maka penyebab futur yang sebenarnya ini adalah mengerjakan sesuatu ibadah atau hal lain secara berlebihan sehingga membuat diri ini lelah, letih dan lunglai. Hmm.. Ya misalkan kita udah Tahajud nih semaleman, terus bacaannya juga di marathon sampe 30 Juz dalam satu malem. Otomatis waktu tidur kita bakal berkurang dan pas menghadapi waktu shubuh ngantuk berat dan apadaya tubuh kita juga punya rasa dan kapasitas maka tiba tiba lemes, pengennya seharian ada di kasur. Oleh karena itu sebagai tindakan preventif menghadapi penyakit futur ini adalah tidak berlebihan dalam satu ibadah atau kegiatan. Karena inilah salah satu sebab futur hinggap di dalam diri dan nantinya ini akan membuat kita capek serta lelah. Yang nantinya bermuara pada sikap “Segala Mager (Males Gerak)”. Mau ini males, mau itu males. Alhasil banyak waktu yang kebuang sia-sia karena penyakit futur ini.
![Zulki Ahili](https://my.ipm.or.id/storage/app/uploads/public/66b/426/b34/thumb_65099_200_200_0_0_auto.jpg)