Sebagai wanita umumnya selalu ingin tampil cantik dan menarik, karena wanita memang identik dengan kecantikan. Kecantikan itu relatif, tergantung dari cara kita melihatnya. Tapi secara umum, cantik itu adalah sesuatu yang indah dipandang mata. Kata cantik itu sendiri juga lebih identik dengan perempuan.
Menurut buku Ensiklopedi kata-kata Al-Qur’an yang dikeluarkan oleh Dewan Bahasa Arab, kecantikan dimaknai dengan keanggunan, kehalusan, dan keelokan. Ada juga yang mengartikan kecantikan dalam kasad mata yaitu hal yang indah yang dapat membuat seseorang menjadi suka dan mencintai.
Kecantikan tidak hanya diberikan kepada manusia saja tetapi kepada segala sesuatu di alam semesta ini dari ciptaan Allah yang indah termasuk di dalamnya hewan dan tumbuhan. Bukan pada alam semesta dan isinya saja kecantikan dapat diberikan tapi juga kepada sifat manusia, akhlak, dan tabiatnya serta tutur katanya yang indah.
Ada yang seharusnya diperhatikan bagi perempuan, bahwasanya cantik itu muncul dari dua unsur yaitu, jasmani dan rohani. Jika selama ini kecantikan seseorang hanya dinilai dari segi fisik saja, itu artinya kecantikan seorang perempuan masih berupa kepalsuan.
Islam adalah agama yang menyeru pada kecantikan dan keindahan. Sebenarnya dalam agama Islam juga diajarkan untuk selalu tampil cantik karena Allah. Meskipun demikian, cantik menurut Islam adalah cantik yang muncul dari unsur jasmani dan rohani, seperti yang disebutkan di ats. Agar dapat tampil secara jasmani seharusnya memperhatikan kebersihan tubuh, menutup aurat, dan menggunakan pakaian yang sopan. Sedangkan cantik secara rohani yaitu, amal ibadah yang baik menjadi tolak ukur utama.
Seperti dalam Firman Allah:
وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَرَحْمَةً إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ
Artinya: “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir.” (Q.S. Ar-Rum [30]: 21).
Dalam hadits juga disebutkan, Ibnu Abbas berkata: “Sesungguhnya amal kebaikan itu akan memancarkan cahaya di dalam hati, membersitkan sinar pada wajah, kekuatan pada tubuh, kelimpahan dalam rizki dan menumbuhkan rasa cinta di hati manusia kepadanya. Sesungguhnya amal kejahatan itu akan menggelapkan hati, menyuramkan wajah, melemahkan badan, mengurangkan rizki dan menimbulkan rasa benci di hati manusia kepadanya.” (Tafsir Ibnu Katsir IV/204).
Itulah sebabnya, ketika seorang laki-laki hendak meminang seorang wanita Islam harus lebih mengutamakan budi pekerti yang berasal dari unsur rohaninya dari pada cantik secara fisik (jasmani).
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda,
تُنْكَحُ الْمَرْأَةُ لِأَرْبَعٍ لِمَالِهَا وَلِحَسَبِهَا وَجَمَالِهَا وَلِدِينِهَا، فَاظْفَرْ بِذَاتِ الدِّينِ تَرِبَتْ يَدَاكَ
Artinya: “Wanita dinikahi karena empat perkara: karena hartanya, keturunannya, kecantikannya, dan agamanya. Pilihlah wanita yang bagus agamanya, niscaya engkau beruntung.“
Hadits lain juga memperkuat,
الدُّنْيَا مَتَاعٌ وَخَيْرُ مَتَاعِ الدُّنْيَا الْمَرْأَةُ الصَّالِحَةُ
Artinya: “Dunia adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita yang shalihah.” (H.R. Muslim)
Seperti apa sih Kecantikan yang Hakiki itu?
Kecantikan fisik ini membuat kita menafikkan sumber kecantikan lain yang kita miliki, yaitu kecantikan jiwa dan hati serta kecantikan akal dan pikiran.
Mengenai hal ini, Andrew Ho, juri sebuah ajang pemilihan ratu kecantikan Miss Chinese Cosmo Pageant 2005 mengatakan, “Penampilan memang penting agar seorang wanita terlihat rapi, cantik, dan menarik. Namun, ada karakteristik lain yang lebih penting, yaitu selalu berpikiran positif, memiliki cinta dan kasih sayang baik terhadap diri sendiri maupun kepada orang sekitar, memiliki kedamaian spiritual untuk menemukan harapan baru, optimisme, dan kebahagiaan hakiki. Kecantikan yang berasal dari kemurnian hati dan jiwa lebih mudah menjadi pusat kekaguman banyak orang. Semakin banyak cinta yang Anda pancarkan tanpa syarat, semakin tinggi aura kecantikan yang Anda miliki.”
Ibnu Abbas menyatakan, “Sesungguhnya amal kebaikan itu akan memancarkan cahaya di dalam hati, membersitkan sinar pada wajah, kekuatan pada tubuh, kelimpahan dalam rezeki, dan menumbuhkan rasa cinta di hati manusia kepadanya. Sesungguhnya, amal kejahatan itu akan menggelapkan hati, menyuramkan wajah, melemahkan badan, mengurangi rezeki, dan menimbulkan rasa benci di hati manusia kepadanya.” (Tafsir Ibnu Katsir).
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam pun pernah menyebutkan pentingnya kecantikan hati dalam sabdanya. Dari Abu Hurairah, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, yang artinnya, “Sesungguhnya Allah tidak melihat fisik kalian dan rupa kalian, tetapi Allah melihat hati kalian.” (H.R. Muslim).
Olek karena itulah, Islam memandang puncak kecantikan wanita berbanding lurus dengan tingkat ketundukan dan kepasrahannya kepada Allah. Ini karena kecantikan hakiki dan ideal adalah kecantikan yang bersumber pada dimensi ilahiah (hati). Bahkan, hati inilah yang akan menjadi penentu keselamatan seorang hamba ketika menghadap Allah kelak.
Jadi kecantikan dalam Al-Qur’an dan Islam bukan di lihat pada kecantikan fisik dan rupa semata tapi lebih pada kecantikan sifat, tabiat, kebaikan hati dan akhlak seorang wanita. Wanita tidak perlu takut tidak cantik karena setiap wanita itu cantik dan indah apabila mempunyai akhlak yang indah pula, buat apa rupa dan fisik kita cantik tapi hati tidak cantik karena kecantikan fisik dan rupa akan hilang seiring waktu dan usia berlalu terkecuali bagi yang ingin mendapatkan surga-Nya mungkin kecantikannya akan bertahan.
Idealnya, kita bisa memiliki ketiga kecantikan, baik kecantikan jiwa, akal, dan fisik. Namun, kalau tidak bisa memiliki ketiganya, setidaknya kita bisa mengusahakan untuk memiliki dua kecantikan, yaitu kecantikan jiwa dan akal. (anj/P4)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)