Pelajar Berwirausaha - Materi Fortasi 2020


PP IPMPP IPM

Menurut data BPS (Badan Pusat Statistik) RI tahun 2016 jumlah wirausaha Indonesia meninggkat dari angka 1,67 persen menjadi 3,10 persen. Peningkatan ini sudah tentu menjadi sinyal positif untuk membantu pemerintah dalam mengurangi pengangguran dan kemiskinan. Namun, angka 3,10 persen masih jauh dibandingkan dengan Negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura yang masing-masing sebesar 6 dan 7 persen. Tren positif ini harus terus dilanjutkan oleh semua pihak tidak terkecuali bagi kader Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM).

Didalam Tanfidz Muktamar XXI IPM di Sidoardjo 2018 lalu, setidaknya ada empat agenda aksi IPM kedepan diantaranya adalah gerakan kewirausahan (Studenpreneur). Melalui gerakan ini, IPM diharapkan mampu melahirkan cikal bakal wirausaha muda baru atau lebih popular dikenal sebagai Saudagar Pelajar Muhammadiyah yang akan mewarnai pergerakan IPM dari Ranting hingga pusat bahkan berkontribusi secara nyata dalam pergerakan persyarikatan dan bangsa. Dalam mewujudkan keinginan ini, tentu memerlukan ikhtiar dan komitmen yang tinggi sehingga agenda aksi jangka panjang ini dapat terealisasikan dan dapat dirasakan manfaatnya. Ada beberapa program yang dapat dijadikan sebagai tindakan dalam mewujudkan harapan ini diantaranya adalah,

  1. Seminar motivasi (perubahan mindset)
  2. Dialog / sharing shasion (belajar dari yang berpengalaman)
  3. Pelatihan Kewirausahaan (Schoolpreneur)
  4. Pendampingan usaha (pemasaran, perizinan dan permodalan)

Program ini dicita-citakan sebagai program kemandirian pelajar sejak dini khususnya mandiri secara ekonomi atau financial. Ada langkah-langkah kecil yang dapat dilakukan dalam lingkungan yang lebih kecil dalam keluarga atau disekolah, dan ini berkaitan dengan agenda aksi IPM lainnya dalam Student Earth Generation seperti, memisahkan dan mendaur ulang sampah menjadi barang yang bisa digunakan kembali atau barang bekas yang dapat didaur sehingga memiliki nilai secara ekonomi atau estetika.

Dalam perjalanan menciptakan wirausaha baru tidaklah mudah dan cepat, hal yang harus dirubah adalah pola piker (mindshet) bagaimana hari ini masih banyak pelajar yang masih menginginkan kerja menjadi karyawan dll, bukan karena tidak mau menjadi pengusaha namun banyak alasan yang menyertainya seperti mau pada zona yang nyaman dan aman (padahal belum tentu aman dan nyaman) takut rugi, bingung memulai dari mana, jualan apa dll. Dalam hal ini pelajar harus diberikan pemahaman dan pengetahuan tentang dunia usaha yang penuh resiko (tentu banyak resiko positif dibanding negatif).

Modal bukanlah alasan utama bagi pengusaha pemula, namun mental dan pengetahuanlah yang harus diutamakan, dengan itu modal akan mudah didapat. Pertanyaan mengapa menjadi pengusaha dan bagaimana resikonya ini yang harus mereka dapatkan jawabannya. Kesadaran pentingnya menjadi pengusaha harus pelajar dapatkan sebagai motivasi diri dan penguat diri dari apa yang akan mereka dapatkan dikemudian hari Studentpreneur menjadi program besar yang harus dioptimalkan, tidak berhenti diperubahan pola pikrr, pelajar harus diberikan stimulus pengalaman dari para pelaku usaha agar mereka mengatuhui dari banyak pelaku, dari mana mereka memulai usaha, cara mengatasi masalah, mengembangkan usaha hingga tantangan gulung tikar yang selalu pernah dirasakan oleh sebagian pengusaha.

Hal selain diatas yang dapat dilakukan pelajar sejak dini adalah membudayakan hidup produktif. Budaya produktif ini dapat dilihat dari sisi aktivitas keseharian dan karya nyata yang diwujudkan. Banyak pelajar sibuk tapi tidak produktif, contoh, sibuk main game, menonton, nongkrong dll ini yang di maksud pelajar sibuk dari sisi aktivitas tapi padahal mereka tidak produktif, kita menginginkan pelajar yang produktif secara keseharian dan dapat menciptakan karya nyata seperti konten creator positif, pelajar yang memiliki usaha sendiri atau kelompok, memberikan solusi atas permasalah disekitarnya dll.

Mental pelajar mandiri lainnya seperti membeli produk lokal, membeli sesuai kebutuhan bukan keinginan dan senantiasa ingin bermanfaat untuk orang banyak. Karena menjadi pengusaha itu membantu orang mendapatkan kebutuhannya dan berbagi kepada sesama atas kelebuhan harta yang didapatkannya. Semoga dengan tulisan singgkat ini bermanfaat untuk kita semua. Maaf atas segala kekurangan dan ketidak sempurnaannya.

Share
Tanti yulianaTanti yuliana

Iya kita harus mengikuti tindakan seminar dimana pu jika kalah harus bangkit lagi

Aji Aulia Sukma ramadhanAji Aulia Sukma ramadhan

membeli sesuai kebutuhan bukan keinginan dan senantiasa ingin bermanfaat untuk orang banyak. Karena menjadi pengusaha itu membantu orang mendapatkan kebutuhannya dan berbagi kepada sesama atas kelebuhan harta yang didapatkannya

Aji Aulia Sukma ramadhanAji Aulia Sukma ramadhan

membeli sesuai kebutuhan bukan keinginan dan senantiasa ingin bermanfaat untuk orang banyak. Karena menjadi pengusaha itu membantu orang mendapatkan kebutuhannya dan berbagi kepada sesama atas kelebuhan harta yang didapatkannya

1-4 of 4

Reply to this discussion

You cannot edit posts or make replies: You should be logged in before you can post.

Post a reply
470 views